SEL
1.Introduksi
sel
Sel merupakan unit terkecil yang masih dapat
menjalankan proses yang berhubungan dengan kehidupan. Kata sel itu sendiri
ditemukan oleh Robert Hooke, seorang saintis Inggris pada tahun 1665. Ketika ia
meneliti suatu irisan dari gabus (kulit batang dari pohon oak dengan
menggunakan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali).
Penerusnya seorang saintist Belanda bernama
Anton van Leeuwenhoek (1674), menemukan organisme yang sekarang kita kenal
sebagai organisme bersel tunggal. Dengan menggunakan butiran-butiran pasir yang
telah ia ubah menjadi kaca pembesar berkekuatan 300x, Leeuwenhoek menemukan
suatu dunia mikroba di dalam tetesan-tetesan air kolam dan juga meneliti
sel-sel darah dan sel sperma hewan.
Pada tahun 1839, hampir dua abad setelah
penemuan Hooke dan Leeuwenhoek, sel akhirnya diakui sebagai unit kehidupan yang
terdapat di mana saja oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann dua ahli
biologi Jerman. Schleiden dan Schwann merangkum penelitian mikroskopik mereka
sendiri dan hasil-hasil penelitian saintis lainnya dengan menyimpulkan bahwa
semua bentuk kehidupan tersusun dari sel. Kesimpulan umum ini menjadi dasar
bagi teori sel. Teori ini kemudian dikembangkan untuk memasukkan gagasan bahwa
semua sel berasal dari sel-sel lain.
2.Ultrastruktur
sel
Ultrastruktur, adalah struktur yang tampak
dengan menggunakan ME (mikroskop
elektron). Dengan mengamati sel secara ultrastruktur dapatlah dibedakan adanya
berbagai macam organel (organ sel) yang dikandungnya :
a. Membran sel
Membran sel adalah suatu struktur membranosa
yang sangat tipis, yang membungkus setiap sel, memisahkan isi sel dengan
lingkungannya. Membran sel ini hampir seluruhnya terdiri dari protein dan
lipid. Perkiraan komposisi adalah protein 55%, fosfolipid 25%, kolesterol 13%,
lipid lain 4%, dan karbohidrat 3%. Membran sel berfungsi memisahkan cairan
intrasel dan ekstrasel, dan menyelenggarakan transportasi zat dari sel yang
satu ke sel yang lain
b. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian interior sel yang
tidak ditempati oleh nukleus. Sitoplasma
dipenuhi oleh partikel-partikel dan organel-organel berukuran besar dan
kecil yang tersebar, berkisar dari beberapa nanometer sampai beberapa
mikrometer. Bagian cairan bening dari sitoplasma yang merupakan tempat dimana
partikel-partikel itu tersebar disebut sebagai sitosol, yang terutama terdiri
atas protein yang larut, elektrolit, dan glukosa, serta sejumlah kecil senyawa
lipid.
c. Retikulum Endoplasma (RE)
RE adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. RE
dibagi menjadi dua bagian
1.RE
kasar
Ditempeli ribosom, berfungsi mensintesis dan
melepaskan berbagai protei baru ke dalam lumen RE. Protein-protein tersebut ada
yang di ekspor ke luar sebagai produk sekretorik dan ada yang di angkut ke
tempat-tempat didalam sel untuk pembentukan membran sel baru dan komponen
protein pada organel lain.
2.RE halus
RE halus sebagai pusat pengemasan dan pengeluaran molekul-molekul yang
akan dipindahkan dari RE kasar.
d. Aparatus Golgi
Aparatus golgi erat hubungannya dengan
retikulum endoplasma. Aparatus golgi memiliki membran yang mirip dengan membran
pada RE kasar. Aparatus golgi biasanya terdiri atas empat atau lebih tumpukan
lapisan vesikel tipis dan gepeng yang terletak dekat dengan nukleus. Aparatus
ini penting pada sel sekretoris. Pada sel sekretoris aparatus golgi terletak di
sebelah sel tempat substansi sekretorik akan dikeluarkan.
Aparatus golgi ini dalam fungsinya
bekerjasama dengan retikulum endoplasma. Vesikel pengangkut kecil yang juga
disebut vesikel retikulum endoplasma atau secara singkat disebut sebagai
vesikel RE, secara terus menerus ditarik dari retikulum endoplasma dan segera
setelah itu bergabung dengan aparatus golgi. Dengan cara ini, substansi yang terjerat
dalam vesikel RE diangkut dari retikulum endoplasma menuju ke aparatus golgi.
Substansi yang diangkut ini selanjutnya diproses di dalam aparatus golgi untuk
membentuk lisosom, vesikel sekretoris, atau komponen sitoplasmik yang lainnya.
e. Lisosom
Lisosom merupakan organel vesikular yang
dibentuk oleh aparatus golgi yang kemudian tersebar di seluruh sitoplasma.
Lisosom ini merupakan sistem pencernaan intraselular yang memungkinkan sel
untuk mencernakan bahan-bahan dan struktur intraseluler, khususnya struktur sel
yang telah rusak, partikel-partikel makanan yang telah dicernakan sel, dan
bahan-bahan yang tidak diinginkan tubuh, misalnya bakteri.
f. Peroksisom
Peroksisom secara fisik mirip dengan lisosom,
tetapi berbeda dalam dua hal penting; Pertama, peroksisom diyakini dibentuk
dari replikasi-sendiri (atau mungkin melalui pertunasan dari retikulum
endoplasmik halus) dan bukan dibentuk oleh aparatus golgi. Kedua, peroksisom
lebih mengandung oksidase daripada hidrolase. Beberapa oksidase mampu
menggabungkan oksigen dengan ion hidrogen dari zat kimia intraseluler yang
berbeda untuk membentuk hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida sendiri
sebaliknya merupakan suatu substansi yang sangat mudah beroksidasi, dan
dipergunakan berkaitan dengan katalase, suatu enzim oksidase lain yang
ditemukan dalam jumlah besar di dalam peroksisom, untuk mengoksidasi banyak
substansi yang bila tidak, akan menjadi racun bagi sel. Sebagai contoh,
kira-kira setengah dari alkohol yang diminum seseorang didetoksifikasi oleh
peroksisom sel-sel hati.
g. Vesikel sekretoris
Salah satu fungsi penting dari banyak sel
adalah menyekresi substansi-substansi khusus. Hampir semua substansi sekretorik
dibentuk oleh retikulum endoplasmik – sistem aparatus golgi dan kemudian
dilepaskan dari aparatus Golgi ke dalam sitoplasma di dalam vesikel penyimpan,
yang disebut vesikel sekretoris atau granula sekretoris. Misalnya vesikel
sekretoris khusus di dalam sel-sel asini pankreas yang menyimpan proenzim
protein (enzim yang belum aktif); proenzim kemudian akan disekresikan ke
membran sel bagian luar, masuk ke duktus pankreatikus dan kemudian ke duodenum,
dimana proenzim akan menjadi aktif dan melakukan fungsi pencernaan.
h. Mitokondria
Mitokondria disebut sebagai rumah energi sel.
Tanpa mitokondria, sel tidak akan dapat menyadap jumlah energi yang bermakna
dari bahan makanan dan oksigen, dan sebagai akibatnya, semua fungsi sel akan
berhenti. Pada dasarnya, mitokondria terdapat di semua bagian sitoplasma,
tetapi jumlah total per sel sangat bervariasi, mulai kurang dari seratus sampai
beberapa ribu, bergantung pada jumlah energi yang dibutuhkan oleh masing-masing
sel. Selanjutnya mitokondria terkonsentrat dalam bagian-bagian sel yang
bertanggung jawab terhadap metabolisme energi. Mitokondria juga bervariasi
dalam ukuran dan bentuk; beberapa mitokondria diameternya hanya beberapa ratus
nanometer dan bentuknya granula, sedangkan yang lain lebih panjang –
diameternya 1 mikrometer dan panjangnya 7 mikrometer – dan yang lain bercabang dan
berbentuk filamen.
i. Struktur filamen dan tubular sel
Biasanya protein fibrilar sel disusun
membentuk filamen atau tubulus. Keduanya merupakan molekul protein prekursor
yang disintesis oleh ribosom di dalam sitoplasma. Molekul prekursor berpolimerisasi
membentuk filamen. Sebagian besar filamen aktin seringkali terdapat di sisi
luar sitoplasma, yang merupakan daerah yang disebut sebagai ektoplasma, untuk
membentuk suatu penunjang elastik bagi membran sel. Juga, di dalam sel-sel
otot, filamen aktin dan miosin tersusun menjadi suatu mesin kontraktil khusus
yang merupakan dasar timbulnya kontraksi otot di seluruh tubuh.
Ada satu filamen khusus yang terdiri atas
molekul-molekul tubulin yang digunakan dalam semua sel untuk membentuk struktur
tubulus, yaitu mikrotubulus. Sebagian mikrotubulus mengandung 13 protofilamen
tubulin yang terletak sejajar satu sama lain dalam satu lingkaran untuk
membentuk sebuah silinder panjang sempit yang kira-kira berdiameter 25
nanometer dan panjang 1 sampai beberapa mikrometer. Silinder ini sering
tersusun dalam bentuk berkas yang menyebabkan mikrotubulus seluruhnya merupakan
suatu massa struktural yang sangat kuat. Akan tetapi, mikrotubulus merupakan
suatu struktur kaku yang akan pecah bila terlalu dibengkokkan. Jadi fungsi
primer mikrotubulus adalah sitoskeleton, yang membentuk suatu struktur fisik
yang kaku untuk beberapa bagian sel yang khusus. Juga, sitoplasma sering
mengalir di sekitar mikrotubulus, yang mungkin disebabkan oleh pergerakan
lengan yang menonjol keluar dari mikrotubulus.
j. Nukleus
Nukleus merupakan pusat pengaturan sel.
Secara singkat, nukleus mengandung sejumlah besar DNA, yang telah kita sebut
bertahun-tahun sebagai gen. Gen menentukan karakteristik protein sel, termasuk
enzim-enzim sitoplasma yang mengatur aktivitas sitoplasma. Nukleus juga
mengatur reproduksi; gen-gen ini pertema bereproduksi sendiri, dan kemudian,
sel dipecahkan oleh proses khusus yang disebut mitosis untuk membentuk dua sel
anak, yang masing – masing menerima satu dari dua set gen.
Penampilan nukleus di bawah mikroskop cahaya
tidak memberikan gambaran yang cukup mengenai mekanisme nukleus melakukan kerja
pengontrolannya. Penampilan sebuah nukleus dalam fase interfase (periode di
dalam mitosis) dengan menggunakan mikroskop cahaya, memperlihatkan bahan
kromatin yang terpulas gelap di seluruh nukleoplasma. Selama mitosis, bahan
kromatin menjadi sangat mudah diidentifikasi sebagai kromosom yang tersusun
baik, yang dapat dilihat dengan mudah dengan mikroskop cahaya.
k. Membran nukleus
Membran nukleus, yang juga disebut selubung
inti, sebenarnya merupakan dua membran yang terpisah, satu membran terdapat di
dalam membran yang lain. Membran luar bersambung dengan retikulum endoplasmik,
dan ruang antara kedua membran nukleus juga bersambung dengan ruang di sebelah
dalam retikulum endoplasmik.
Kedua lapisan membran nukleus ditembus oleh
beberapa ribu pori-pori nukleus. Pori-pori ini besar, hampir berdiameter 100
nanometer. Akan tetapi, kompleks molekul protein yang besar berlekatan di
sekitar tepi pori sehingga bagian pusat pori hanya berdiameter kira-kira 9
nanometer. Walaupun demikian, ukuran ini cukup besar sehingga memungkinkan
sejumlah molekul sampai dengan berat molekul 44.000 dapat lewat dan molekul
dengan berat molekul kurang dari 15.000 lewat dengan sangat cepat.
l. Nukleoli
Nukleus sebagian besar sel memiliki satu atau
lebih struktur yang terpulas pucat disebut nukleoli. Nukleolus, tidak seperti
organel lainnya, tidak memiliki sebuah membran pembatas, sebaliknya, nukleoli
hanya merupakan suatu struktur yang mengandung sejumlah besar RNA dan protein
dari jenis yang ditemukan di dalam ribosom. Nukleolus menjadi sangat membesar
bila sebuah sel secara aktif mensintesis protein. Gen dari lima pasangan
kromosom yang terpisah akan mensintesis RNA ribosomal dan kemudian menyimpannya
di dalam nukleolus, yang dimulai dengan sebuah RNA fibrilar longgar yang
kemudian memadat membentuk sub unit ribosom granula. Sub unit ribosom granula
ini selanjutnya diangkut melalui pori-pori membran nukleus ke dalam sitoplasma,
berkumpul untuk membentuk ribosom “matang” yang memainkan peranan penting dalam
pembentukan protein.
3.Jenis-jenis
sel
Dua jenis utama sel, yaitu sel prokariotik
dan sel eukariotik dapat dibedakan berdasarkan organisasi strukturalnya.
Sel-sel dari mikroorganisme yang biasa
disebut bakteri adalah sel prokariotik. Semua bentuk kehidupan lainnya tersusun
dari sel-sel eukariotik. Sel eukariotik jauh lebih kompleks daripada sel
prokariotik, karena dibagi-bagi oleh membran-membran internal menjadi
ruangan-ruangan fungsional, atau organel yang berbeda-beda. Pada sel
eukariotik, DNA tersusun bersama-sama dengan beberapa jenis protein tertentu
menjadi struktur yang disebut sebagai kromosom yang terdapat di dalam sebuah
nukleus, organel terbesar pada sebagian besar sel eukariotik. Cairan kental
yang mengelilingi nukleus tersebut adalah sitoplasma, tempat tersuspensinya
berbagai jenis organel yang menjalankan sebagian besar fungsi sel tersebut.
Beberapa sel eukariotik, termasuk sel eukariotik tumbuhan, memiliki dinding
kokoh yang terletak di luar membran sel. Sel hewan tidak memiliki dinding.
Pada sel prokariotik yang jauh lebih
sederhana, DNA tidak terpisah dari bagian-bagian lain sel tersebut yang ada di
dalam nukleus. Sel prokariotik juga tidak memiliki organel sitoplasma seperti
yang dimiliki oleh sel eukariotik. Hampir semua sel prokariotik (bakteri)
memiliki dinding sel eksternal yang kuat.
Walaupun sel eukariotik dan sel prokariotik
memiliki kompleksitas yang jauh berbeda, kita akan melihat bahwa keduanya
ternyata memiliki beberapa kesamaan yang penting. Sel memiliki ukuran, bentuk,
dan ciri-ciri struktural khusus yang sangat bervariasi, tetapi kesemuanya
merupakan struktur yang sangat teratur yang bertugas menjalankan proses-proses
rumit yang harus berlangsung demi kelangsungan hidup sel tersebut.
4. Fungsi spesifik sel
a. Fungsi Masing-masing Struktur Sel
Sel saraf berfungsi
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
Sel otot berfungsi
sebagai alat gerak aktif. Sel darah berfungsi mengangkut oksigen yang
diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolism. Sel tulang berfungsi sebagi
alat gerak pasif.
b. Metabolisme Sel
Metabolisme adalah
proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme
disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan
katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi
menjadi 2, yaitu :
1.
Anabolisme
/ AsimilasI / Sintesis,
yaitu proses
pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi.
Contoh : fotosintesis
(asimilasi C)
energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O
———————————> C6H1206 + 6 02
klorofil glukosa
(energi kimia)
Pada kloroplas
terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik
berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa
organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung
cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas
reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi
endoterm.
2.
Katabolisme
(Dissimilasi),
yaitu proses
penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa
organik tersebut. Contoh : enzim
C6H12O6 + 6 O2
———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.
energi kimia
Saat molekul terurai menjadi molekul yang
lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga terbentuk energi panas. Bila pada
suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi
semacam itu disebut juga reaksi eksoterm.
5.TRANSFOR
TRANS MEMBRAN
Transportasi Pasif adalah proses transportasi
pada membran sel yang tidak menggunakan Energi. Berikut diantaranya :
Difusi : peristiwa mengalirnya/berpindahnya
suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan
teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari
cerek yang berdifusi dalam udara.
Osmosis : perpindahan air melalui membran
permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat
terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis
merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan
untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk
ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.
6.REPRODUKSI
SEL
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel,
yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi). Amitosis adalah
reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui
tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel
yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel
membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase
Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya
terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk
tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis
bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap
pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
1.. Profase
:
pada tahap ini yang
terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan kromosom
mulai berduplikasi menjadi kromatid.
2. Metafase:
pada tahap ini
kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah
kromosom kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3.
Anafase:
pada fase ini
kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-kutub pembelahan
sel.
4. Telofase:
pada tahap ini
terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti menjadi dua bagian) dan
SITOKINESIS (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah
reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi
dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu
Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi
tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada
pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada
pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase
istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke
profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
7.GENETIKA
A. Pengertian Genetika
Genetika adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang berhubungan dengan pemindahan informasi dari satu sel ke sel lain
dan ewarisan sifat (Hereditas) dari induk ke anaknya.
B. Istilah Genetika
1. Parental
(Induk P)
Merupakan induk atau
orang tua.
2. Filial
Filial adalah
keturunan (generasi) yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan parental.
Keturunan pertama disingkat F1. Keturunan kedua disingkat F2 dst.
3. Dominan
Dominan adalah sifat
yang muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya.
Gen dominan adalah
gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan pasangan
alelnya.
4. Resesif
Resesif adalah sifat
yang tidak muncul pada keturunannya, yaitu dalam suatu perkawinan sifat ini
dapat dikalahkan (ditutupi) oleh sifat pasangannya.
Gen Resesif adalah
gen yang dikalahakan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan pasangan
alelnya.
5. Genotipe
Genotipe adalah
sususnan genetic suatu sifat yang dikandung suatu individu yang menyebabkan
munculnya sifat-sifat pada fenotipe.
Contoh: T gen untuk
tinggi, t adalah gen untuk pendek, tinggi dominan terhadap pendek.
Maka: TT atau Tt
adalah genotype dengan fenotipe tinngi, tt adalah genotype dengan fenotipe
pendek.
6. Fenotipe
Fenotipe adalah sifat
lahiriah yang merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati.
Fenotipe merupakan
gabungan antara genotype dan lingkungan, maka dapat dituliskan:
F = Fenotipe
G = Genotipe
L = Lingkungan
7. Alel
Alel adalah anggota
pasangan gen yang mempunyai sifat alternative sesamanya. Gen-gen tersebut
terletak pada lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog.
Contoh: Untuk
pasangan gen Bb, B adalah alel b dan b adalah alel B.
8. Homozigot
Homozigot adalah
pasangan kedua alel dengan gen yang sama.
Contoh:
Homozigot dominan:
BB, AA, TT, MM
Homozigot Resesif:
bb, aa, tt, mm.
9. Heterozigot
Heterozigot adalah
pasangan kedua alel dengan gen yang tidak sama.
Contoh: Bb, Aa, Tt,
Mm
10. Pembastaran
Pembastaran adalah
perkawinan antara kedua individu yang mempunyai sifat beda.
Hibrida adalah keturunan hasil persilanagn
dengan sifat yang berbeda.
Monohibrida
: hibrida yang memiliki satu sifat beda.
Dihibrida : hibrida yang memiliki dua sifat beda
Trihibrida : hibrida yang memiliki tiga sifat
beda
Polihibrida : hibrida yang memiliki banyak sifat
beda
C.
Substansi Genetika
Setiap sel eukariotik mempunyai substansi
genetika berupa kromosom yang mengandung gen. Gen mempunyai peranan penting
dalam mengatur pertumbuhan dan sifat-sifat turunan.
Gen mengandung senyawa kimia asam nukleat
yaitu DNA (Deoxyribosanucleic Acid atau Asam Deooksiribonukleat) dan RNA
(Ribonucleic Acid atau Asam Ribonukleat).
1. Kromosom
Kromosom terdapat di dalam inti sel (nucleus)
dan baru tampak bila sel sedang membelah diri. Jumlah dan bentuk spesies sudah
tentu dan tetap.
Struktur
Kromosom
1.
Sentromer (kinetokor)
yaitu
bagian kepala kromosom. Sentromer tidak mengandung kromonema dan gen. Melalui
sentromer ini, kromosom menggantung pada benang-benang spindle (serabut
gelendong) pada saat pembelahan sel.
2.
Lengan
yaitu badan kromosom yang mengandung
kromonema dan gen. Lengan terdiri atas selaput matriks dan kromonema. Di dalam
kromonema terdapat manic-manik yang berjejer tidak teratur di sebut kromomer.
Di dalam kromomer terdapat Protein Histon yang mengikat DNA.
Bentuk
Kromosom
1.
Telosentrik, letak sentromer di ujung dan mempunyai satu atau dua lengan
yang salah satunya pendek sekali (disebut bentuk batang atau I)
2.
Akrosentrik, letak sentromer mendekati ujung dan mempunyai 2 lengan,
salah satunya pendek (disebut bentuk J atau L).
3.
Submetasentrik, letak sentromer agak jauh dari ujung dan mempunyai 2
lengan yang satunya agak pendek sehingga kromosom berbentuk L atau J.
4.
Metasentrik, sentromer terletak ditengah dan memiliki 2 lengan yang sama
panjang sehingga kromosom berbentuk huruf V.
Macam
Kromosom
1.
Kromosom Tubuh (Autosom)
Autosom selalu dalam keadaan berpasangan
(kromosom homolog). Kromosom homolog adalah kromosom yang mempunyai bentuk,
ukuran, fungsi dan komposisi yang sama. Kromosom yang berpasang-pasangan
terdiri atas 2 set disebut diploid (2n).
2.
Kromosom Seks (Gonosom)
Kromosom seks berperan dalam menentukan jenis
kelamin. Kromosom dalam sel kelamin (gamet) tidak berpasang-pasangan atau hanya
satu set kromosom disebut haploid (n).Satu set kromosom disebut genom.
Contoh:gonosom mempunyai satu genom (haploid).
Contoh penulisan kromosom pada manusia:
a.
Sel tubuh: 46, terdiri atas 44 autosom + 2gonosom atau 22 pasang autosom
homolog + 2 gonosom.
b.
Sel tubuh pria: 44 autosom + XY (22 pasang autosom homolog + X
Gen
Gen merupakan senyawa kimia yang mengandung
informasi genetic. Gen dapat menduplikasi diri dan menyampaikan informasi
genetic pada generasi berikutnya.
Sifat
Gen
Thomas Hunt Morgan (1866-1945) menyatakan
bahwa gen mempunyai sifat-sifat:
a.
Terdapat pada kromonema di dalam kromosom dan tempat gen di dalam
kromosom disebut lokus.
b.
Sebagai zarah yang kompak dan gen mengisi lokus di dalam kromosom.
c.
Mengandung satuan informasi genetik.
d.
Mengatur sifat-sifat yang diturunkan.
Susunan
Gen
Secara kimia, gen terdiri atas DNA. Di dalam
DNA terdapat 4 macam basa, gula deoksiribosa dan fosfat. Keempat macam basa
tersebut dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu:
1.
Basa purin, terdiri atas
adenine dan guanine.
2.
Basa pirimidin, terdiri atas
sitosin dan timin.
Bentuk molekul DNA seperti seuntai tangga
yang berpilin ganda disebut heliks ganda (double helix). RNA memiliki basa
purin sama dengan DNA, sedangkan basa pirimidinnya terdiri atas urasil dan
sitosin.
Fungsi
Gen
1. Menyampaikan informasi genetic kepada
keturunannya.
2. Mengendalikan perkembangan dan metabolism
sel atau individu.
3. Sebagai zarah tertentu yang terdapat di
dalam kromosom.
Simbol
Gen
Gen disimbolkan dengan huruf.
Gen bersifat dominan disimbolkan huruf
capital.
Gen bersifat resesif disimbolkan huruf kecil,
contoh: Bulat dominan terhadap lonjong (resesif). Bulat dituliskan B dan
lonjong ditulis b.
Alel
Gen-gen yang terletak pada lokus yang
bersesuaian pada kromososm homolog disebut alel. Alel selalu berpasangan dan
disimbolkan dengan huruf yang sama, misalnya AA, Aa, dan aa. Gen A alel dari a
dan sebaliknya gen a alel A.
Umumnya sebuah gen hanya memiliki sebuah
alel. Misalnya gen dominan M (merah) mempunyai alel m (putih). Tetapi
kenyataannya menunjukkan bahwa sebuah gen dapat memiliki lebih dari satu alel
(multiple alelomorfi) sedangkan alel-alelnya disebut alel ganda. Jadi, alel
ganda merupakan sejumlah alel yang menempati lokus tertentu yang sama pada
kromosom. Contoh alelganda adalah golongan darah.
Golongan
Darah
Golongan darah bersifat menurun (genetis).
Menurut Landsteiner, golongan darah manusia dapat dibagi menjadi golongan darah
A. B, AB dan O.
1.
O x O O
2.
O x B O, A
3.
O x B O, B
4.
O x AB A, B
5.
A x A O, A
6. A x B
O, A, B, AB,
7.
A x AB A, B, AB
8.
B x B O, B
9.
B x AB A, B, AB
10.
AB x AB A, B, AB
D. Hukum-Hukum Mendel
Hukum Mendel I
Hukum Mendel I (Hukum segregasi bebas atau
pemisahan gen sel alel) yaitu pada pembentukan sel gamet, 2 gamet yang
berpasangan akan dipisahkan ke dalam dua sel anak secara bebas.
Hukum mendel II
Hukum pengelompokan gen secara bebas yaitu
bila dua individu berbeda satu dengan yang laindalam dua macam sifat atau
lebih, maka penurunan sifat yang satu tidak tergantung pada sifat yang lain.
Penyimpangan Hukum Mendel
Perbandingan rasio fenotipe F2 pada
persilangan dihibrid Mendel adalah 9:3:3:1. Hal ini terjadi bila setiap gen
mengendalikan sifat sendiri-sendiri.
Tapi ada kalanya gen-gen saling berinteraksi
atau dipengaruhi oleh gen-gen lain. Dengan demikian maka perbandingan fenotipe
F2 dapat berubah-ubah walaupun sebenarnya masih mengikuti Hukum Mendel.
E. DNA
DNA merupakan persenyawaan kimia yang membawa
informasi genetic dari suatu generasi ke generasi berikutnya. DNA merupakan
penyusun gen, sehingga secara kimia dapat dikatakan bahwa gen adalah DNA.
Semua organism (kecuali beberapa virus)
memiliki DNA. Bagian terbesar DNA terdapat di nucleus. Terutama pada kromosom.
Struktur Kimia DNA
DNA
terdiri atas 3 komponen dasar yaitu:
a.
Gugusan gula (gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa)
b.
Asam fosfat
c.
Basa nitrogen ada 2 macam, yaitu:
1.
Golongan purin, terdirimatas Guanin (G) dan adenine (A)
2.
Golongan Pirimidin, terdiri atas CytosinelSitosin (C) dan Tunin (T)
Fungsi DNA
1.
Membawa informasi genetic dari suatu generasi kepada generasi
berikutnya.
2.
Mengontrol aktivitas hidup secara langsung dan tidak langsung.
3.
Mensintesis RNA.
4.
Berperan dalam proses sintesis protein.
Nitrogen berikatan dengan gula (deoksiribosa)
membentuk nukleosida (deoksiribonukleosida). Nukleosida berikatan dengan gugus
fosfat membentuk suatu nukleotida (deoksiribosa). Molekul DNA merupakan sebuah
polimer panjang yang terdiri dari rangkaian (ratusan atau ribuan) nukleotida
yang dinamakan polinukleotida.
Menurut Watson dan Crick, gen-gen (DNA)
terangkai membentuk kromosom seperti tangga tali terpilin (double helix atau
helix ganda). Ibu tngga terdiri atas denretan rantai gugusan gula deoksiribosa
dan gugusan fosfat. Anak tangga terdiri atas basa nitrogen (N) yang dihubungkan
oleh ikatan hidrogen (atom) yang lemah.
Pasangan basa nitrogen pada DNA selalu tetap,
yaitu:
a.
Adenin dengan Timin (A = T) dihubungkan oleh 2 ikatan hydrogen.
b.
Sitosin dengan Guanic ( C = G) dihubungkan oleh 3 ikatan hydrogen.
Replikasi
DNA
Replikasi DNA yaitu kemampuan DNA membentuk
atau mensintesis DNA yang persis dirinya sendiri (DNA sendiri). Kemampuan DNA
mensintesis dirinya sendiri disebut bersifat autokatalis. DNA juga mampu
membentuk molekul kimia lain seperti mensintesis RNA dan protein sehingga
disebut heterokatalis.
Ada 3 hipotesis mengenai replikasi DNA.
1. Hipotesis
Konservatif, rantai polinukleotida induk tidak terpisah dan kedua rantai
polinukleotida yang dibentuk terdiri atas rantai polinukleotida baru.
2. Hipotesis disersif, rantai
polinukleotida induk terputus-putus kemudian memisah dan akhirnya membentuk
rangkaian baru.
3.
Hipotesis semikonservatif,
sepasang rantai polinukleotida memisah kemudian masing-masing membentuk rantai
polinukleotida sebagai pasangannya yang baru. Jadi, setiap DNA yang baru
terbentuk terdiri dari polinukleotida lama dan baru. Sebagian besar ahli bilogi
menyetujui hipotesis ini.
RNA
RNA adalah suatu polimer asam nukleotida dari
4 ribonukleotida. Tiap ribonukleotida terdiri atas molekul gula D-ribosa,
molekul gugus fosfat dan sebuah basa-nitrogen. Berbeda dengan DNA, RNA tidak
mempunyai basa timin (T), tetapi mempunyai basa urasil (U).
Macam-macam
RNA
Berdasarkan tempat dan fungsinya, RNA dapat
dibedakan menjadi 3 macam:
1.
RNA messenger (m RNA)
·
mRNA
berbentuk pita tunggal dan merupakan RNA yang terbesar atau terpanjang.
·
mRNA
terdapat di dalam nucleus dibuat (dicetak) oleh DNA.
·
Setelah
mRNA selesai dicetak (setelah menerima informasi genetic dari DNA), mRNA keluar
dari nucleus menuju ke Ribosom di dalam Sitoplasma. Didalam ribosom, mRNA
berfungsi sebagai cetakan untuk membentuk (mensintesis) protein.
·
Fungsi
mRNA adalah sebagai pembawa kode-kode informasi genetic yang berasal dari DNA,
sehingga disebut kodom.
2.
RNA transfer (tRNA)
·
Dibuat
didalam nucleus sebelum masuk dalam sitoplasma.
·
Merupakan
RNA terpendek yang bertugas menerjemahkan kodon dari mRNA.
·
Fungsi
tRNA adalah mengikat asam amino yang akan disusun menjadi proteindi dalam
ribosom. Setiap asam amino memerlukan tRNA khusus.
·
Pada
tRNA terdapat bagian yang mengandung 3 basa yang dapat berbeda susunannya
disbanding tRNA lainnya. 3 Basa tersebut dinamakan antikodon. Antikodon akan
berpasangan dengan 3 basa yang terdapat pada mRNA yang disebut kodon.
3.
RNA ribose (rRNA)
·
Merupakan
rRNA yang terdapat di dalam ribosom, meskipun dibuat di dalam nucleus.
·
Diduga
berperan penting dalam sintesis protein.
Sintesis protein
Sintesis protein
diatur oleh gen (DNA). Sintesis protein terjadi di ribosom.
Secara garis besar,
langkah pencetakan protein terjadi melalui 2 tahap yaitu transkripsi dan
translasi.
·
Transkripsi
adalah pencetakan RNA messenger (mRNA) oleh DNA.
·
Translasi
adalah penerjemahan kode-kode oleh RNA transfer (tRNA) berupa urutan asam-asam
amino yang dikehendaki.
Tahap-tahap
Sintesis Protein.
·
DNA
melakukan transkripsi (mencetak dRNA) untuk membawa kode-kode pembentuk
protein, berdasarkan pada urutan basa nitrogennya.
·
mRNA
melepaskan diri dari DNA dan membawa kode-kode genetic (kodon) keluar dari
nucleus menuju ke ribosom di dalam sitoplasma. mRNA ini bertindak sebagai
cetakan (matriks). Di ribosom ini mRNA melekat pada RNA ribosom (rRNA).
·
tRNA
yang ada di dalam sitoplasma dating dengan membawa asam amino yang sesuai
dengan kode-kode yang dibawa oleh mRNA. tRNA ini melekat (berpasangan) dengan
mRNA sesuai dengan pasangan-pasangan basa nitrogennya (dengan tripel dari basa
nitrogen tRNA).
·
Asam-asam
amino yang dibawa oleh tRNA akan saling bergandengan dan membentuk rangkaian
rantai polipeptida sampai terbentuk protein yang diharapkan di dalam ribosom.
Protein yang terbentuk ini merupakan suatu enzim yang mengatur metabolism sel.
Kode
Genetik
Kode genetic adalah kode yang dibawa oleh RNA
messenger (mRNA) untuk disampaikan kepada RNA transfer (tRNA). Kode genetic
merupakan urutan 3 basa nitrogen yang membentuk suatu tripet dan disebut kodon
(kodogen).
Mekanisme Penyampaian Kode Genetik
Setiap kode (satu kodon) terdiri atas 3 basa
nitrogen yang letaknya berurutan pada mRNA. Kodon-kodon pada mRNA tersebut
harus diterjemahkan oleh tRNA, agar dapat diketahui asam amino yang harus
diangkatnya.
F. Pola-Pola Hereditas
Pada semua organism yang berkembang biak
secara seksual, sifat-sifat induk diwariskan kepada keturunannya melalui sel
gamet.
W.S Sutton (1902) seorang ahli genetika
Amerika memberikan pemikiran tentang pola-pola penurunan sifat sebagai berikut:
1. Jumlah kromosom sel sperma dan ovum adalah
setengah dari jumlah kromosom sel tubuh.
2. Organisme baru hasil fertilisasi ovum oleh
sperma mengandung dua perangkat kromosom (diploid; 2n) pada setiap selnya.
3. Dalam pembelahan niosis kedua perangkat
kromosom memisah secara bebas.
4. Setelah melalui proses mitosis dan miosis,
bentuk dan identitas setiap kromosom adalah tetap.
Penentuan
Jenis Kelamin
Pada umumnya, makhluk hidup mempunyai 2 macam
kromosom yaitu kromosom tubuh (autosom) dan kromosom kelamin (kromosom seks).
Determinasi seks pada berbagai organisme
tidak sama. Beberapa tipe penentuan jenis kelamin yang dikenal adalah:
1.
Tipe XX XY
a. Manusia
Sel tubuh manusia
terdiri dari 23 pasang kromosom (46 kromosom) yaitu 22 pasang autosom (44
autosom) dan 1 pasang kromosom seks (2 gonosom). Kromosom seks dibedakan atas
kromosom X dan kromosom Y.
Kariotipe dari setiap
sel tubuh manusia normal adalah:
Wanita : 44 A + XX
atau 22 AA + XX
Pria : 44 A + XY atau
22 AA + XY
Spermatozoa pada pria
normal terdiri atas 2 macam yaitu:
1. Spermatozoa yang terdiri atas 22
autosom + X disebut ginospermium
2. Spermatozoa yang terdiri atas 22
autosom + Y disebut androspermium.
Sel telur (ovum) pada wanita normal hanya
terdiri satu macam yaitu 22 autosom + x.
Fertilisasi (pembuahan):
1.
22 autosom + X (ginospermium) +
22 autosom + X (ovum)
44 autosom + XX
menjadi wanita. Wanita normal mempunyai susunan kromosom seks XX.
2.
22 autosom + Y (androspermium) + 22 autosom + X (ovum)
Autosom + XY menjadi
pria. Pria normal mempunyai susunan kromosom-kromosom seks XY.
8.HOMEOSTATIS
Homeostasis merupakan salah satu konsep yang
paling penting dalam biologi, di mana Homeostasis merupakan kemampuan suatu
organisme dalam mengatur dan menjaga keseimbangan lingkungan internalnya di
bawah pengaruh perubahan lingkungan eksternalnya. Pengaturan keseimbangan ini
dapat mempengaruhi fungsi-fungsi sel hingga sistem organ dari suatu organisme.
Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme
fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Untuk
sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak
mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam frekwensi jantung,
frekwensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan
elektrolit, sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk
mempertahankan adaptasi.
Homeostasis adalah suatu kondisi keseimbangan
internal yang ideal, di mana semua sistem tubuh bekerja dan berinteraksi dalam
cara yang tepat untuk memenuhi semua kebutuhan dari tubuh. Semua organisme
hidup berusaha untuk homeostasis. Ketika homeostasis terganggu (misalnya
sebagai respon terhadap stressor), tubuh mencoba untuk mengembalikannya dengan
menyesuaikan satu atau lebih proses fisiologis dari mulai pelepasan hormon-hormon
sampai reaksi fisik seperti berkeringat atau terengah-engah. Sebagai contoh
sederhana dari homeostasis, tubuh manusia menggunakan beberapa proses untuk
mengatur suhu agar tetap dalam rentang yang optimal untuk kesehatan. Kenaikan
atau penurunan suhu tubuh mencerminkan ketidakmampuan untuk mempertahankan
homeostasis, dan masalah terkait. Stres berat atau lama dapat menyebabkan
ketidakseimbangan parah kondisi keseimbangan ini. Hal ini dapat menyebabkan
tidak hanya tekanan psikologis tetapi juga gangguan psikosomatis.
Terdapat 2 jenis keadaan konstan atau mantap
dalam homeostasis, yaitu:
Sistem tertutup – Keseimbangan statis
Di mana keadaan dalam yang tidak berubah
seperti botol tertutup.
Sistem terbuka – Keseimbangan dinamik
Di mana keadaan dalam yang konstan walaupun
sistem ini terus berubah contohnya seperti sebuah kolam di dasar air terjun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar